Monday, March 24, 2014

Teori Vygotsky



Lev Vygotsky (1896-1934), seorang psikolog dari Rusia, mengenal poin penting tentang pikiran anak lebih dari setengah abad yang lalu. Teori Vygotsky mendapat perhatian yang makin besar ketika memasuki abad ke-20. Seperti Piaget, Vygotsky mempercayai bahwa anak aktif dalam menyusun pengetahuan mereka. Vygotsky meninggal pada usia yang sangat muda yaitu 37 tahun.


Vygotsky memiliki 3 klaim yaitu:

1. Keahlian kognitif anak dapat dipahami apabila dianalisis dan diinterpretasikan secara developmental.
2. Kemampuan kognitif dimediasi dengan kata, bahasa, dan bentuk diskursus, yang berfungsi sebagai alat psikologis untuk membantu dan mentransformasi aktivitas mental.
3. Kemampuan kognitif berasal dari relasi sosial dan dipengaruhi oleh latar belakang sosiokultural.

Di dalam ketiga klaim tersebut, Vygotsky mengajukan gagasan yang unik dan kuat tentang hubungan antara pembelajaran dan perkembangan.

1. Konsep Zone of Proximal Development (ZPD)

ZPD adalah salah satu idek unik dari Vygotsky, istilah ini untuk serangkaian tugas yang terlalu sulit dikuasi anak secara sendirian tetapi dapat dipelajari dengan bantuan orang dewasa atau anak yang lebih mampu. Di dalam ZPD ada dua batas, yaitu batas bawah dan batas atas. Batas bawah dari ZPD adalah tingkat problem yang dapat dipecahkan oleh anak seorang diri. Batas atasnya adalah tingkat tanggung jawab atau tugas tambahan yang dapat diterima anak dengan bantuan dari instruktur. Contoh dari kehidupan saya selama ini yang berhubungan dengan teori Lev Vygotsky. Contoh sederhana yang pernah saya alami dalam ZPD, sewaktu saya berumur 5 tahun, saya tidak mengetahui bagaimana cara memasang kaset ke dalam tape/radio. Sehingga orang tua saya membantu saya dengan mendemonstrasikan bagaimana cara memasang kaset tersebut. Setelah mendapatkan demonstrasi tersebut, saat saya di berikan kaset lagi, saya dapat memasang kaset tersebut dengan baik.

2. Konsep Scaffolding

Scaffolding memiliki kaitan yang erat dengan ZPD. Scaffolding adalah sebuah teknik untuk mengubah level dukungan atau bantuan. Dengan kata lain, konsep scaffolding yaitu membantu seorang anak dalam melakukan sesuatu hingga samapi anak tersebut dapat melakukannya sendiri. Contohnya, ketika saya masih bayi (1 tahun) saya belum dapat makan dengan sendirinya sehingga saya membutuhkan bantuan dari orang tua atau pengasuh untuk memberi makan (menyuap) saya sampai saya dapat memegana sendok dan makan dengan sendirinya sehingga tidak lagi membutuhkan bantuan/dukungan untuk melakukan hal tersebut.

3. Bahasa dan Pemikiran

Menurut Vygotsky, peran bahasa memiliki hubungan yang kuat dalam membentuk pemikiran. Penggunaan bahasa untuk mengatur diri sendiri, dinamakan pembicaraan batin (inner speech) atau berbicara sendiri (private speech). Vygotsky mempercayai bahwa anak yang banyak menggunakan private speech akan lebih kompeten secara sosial dibandingkan yang tidak. Contohnya, ketika saya memainkan boneka atau sebuah permainan yang membutuhkan peran, saya memainkan peran tersebut dengan mengunakan kata-kata/pembicaraan yang ada di dalam pikiran saya sendiri. 




No comments:

Post a Comment