Di setiap jenjang
pendidikan tentu tak lepas daari yang namanya pembelajaran. Belajar itu tidak
ada hentinya sehingga di segala usia kita tetap dapat mengasah pengetahuan kita
dan tetap dapat menambah ilmu kita tanpa batasan. Di dalam psikologi pendidikan,
kita mengenal dengan Andragogi dan Pedagogi. Andragogi adalah proses
untuk melibatkan peserta didik dewasa ke
dalam suatu struktur pengalaman belajar. Pedagogi adalah ilmu atau seni dalam menjadi seorang
guru istilah ini merujuk pada strategi
pembelajaran atau gaya pembelajaran. Pedagogi lebih menekankan pada praktik menyangkut kegiatan membimbing/
mendidik anak, sedangkan pedagogis lebih menekankan pada pemikiran tentang
pendidikan.
Andragogi adalah
tipe pembelajaran untuk orang dewasa dimana di dalam pembelajaran dituntut
untuk lebih aktif serta metode belajar yang independen. Dengan demikian,
pelajar akan lebih mandiri karena disini pelajar akan belajar sendiri dan
mencari sumber-sumber lain untuk mendapatkan ilmu atau info, bukan hanya
berpatokan pada guru ataupun dosen yang memberikan materi. Sedangkan paedagogi
adalah tipe pembelajaran untuk anak-anak dimana pelajar masih bergantung
terhadap guru yang memberikan materi, dan guru masih dianggap sebagai
fasilitator.
Berdasarkan
pengalaman belajar saya selama ini, saya mengalami pembelajaran pedagogi
selama saya berada di TK sampai dengan SMA, di jenjang pendidikan ini
saya mendengarkan instruksi yang di berikan dari guru, juga guru hanya
memberikan materi di depan kelas. Seperti contohnya, ketika saya TK, saya hanya
mendengarkan kepada apa yang guru saya instruksikan misalnya bagaimana cara
mewarnai yang benar tanpa keluar dari garis-garis yang ada di gambar serta
bagaimana mengunting dengan rapi kemudian menempelkan hasil guntingan ke
selembar kertas dengan baik pula. Pada saat saya SD, pedagogi masih sangat
jelas di rasakan karena ketika saya belajar, guru mendiktekan apa yang harus di
catat ke dalam catatan dan guru juga memberikan materi serta PR. Pada tingkat
SMP, guru saya memberikan materi di depan kelas dengan harapan kita dapat
mengerti apa yang diajarkan tanpa mengharapkan feedback kita karena guru masih
menganggap pengetahuan kita kurang dan tidak bisa menyeimbangi dengan
pengetahuan guru. Pada tingkat SMA, paedagogi pun masih terasa walaupun sudah
terasa juga pembelajaran andragogi, di jenjang pendidikan ini saya mengalami
bagaiman guru sudah menuntut atau mengharapkan para siswa untuk lebih aktif di
dalam kelas dengan memberikan feedback, dan juga guru juga sudah mulai dapat
menerima jika siswa memberikan saran atau pengetahuan yang mungkin dibaca di
sumber yang berbeda, dan disini guru juga menuntut para siswa untuk berani
tampil di depan kelas seperti di sekolah saya yaitu ada pelajaran presentation
dengan topik pilihan kita sendiri, sehingga kita para siswa dapat menambahkan
ilmu satu dengan yang lainnya.
Berdasarkan
pengalaman saya sendiri lagi, pembelajaran andragogi ini sangat dirasakan di
jenjang pendidikan kuliah. Disini tentunya mahasiswa sangat dituntut untuk
aktif selama masa perkuliahan, dimana dosen hanya akan mengoreksi jika
mahasiswa menjelaskan materi kurang tepat. Di masa perkuliahan mahasiswa
sendiri yang mencari sumber-sumber pembelajaran ataupun info yang di dapat dari
internet maupun artikel-artikel dan memahaminya sendiri serta belajar dengan
independen tanpa bergantungan seperti halnya yang dilakukan di jenjang
pendidikan TK sampai SMA. Pembelajaran andragogi menunjukan atau mengarahkan
mahasiswa ataupun pelajar untuk dapat belajar dari pengalaman-pengalamannya
sendiri.
Semoga bermanfaat
:)
Nadine Lobian
No comments:
Post a Comment